CARAPANDANG - Krisis politik kembali mengguncang Peru setelah Presiden Dina Boluarte resmi dimakzulkan oleh Kongres pada Jumat (10/10/2025) malam waktu setempat. Keputusan yang diambil melalui proses pemungutan suara itu menghasilkan 122 suara setuju untuk memberhentikan Boluarte dari jabatannya.

Dikutip dari AFP, Sabtu (11/10/2025), Boluarte sebelumnya dijadwalkan hadir di hadapan Kongres untuk memberikan pembelaan. Namun, ia memilih tidak menghadiri sidang tersebut. Absennya Boluarte mempercepat langkah parlemen mengambil keputusan.

Pemakzulan Boluarte bukan kejadian yang berdiri sendiri. Masyarakat Peru dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan ketidakpuasan yang meluas terhadap kepemimpinannya. Kenaikan angka kejahatan, maraknya kekerasan geng, serta serangkaian skandal pribadi menjadi pemicu utama menurunnya dukungan publik.

Salah satu kasus yang paling menonjol adalah dugaan kegagalan melaporkan hadiah jam tangan dan perhiasan mewah, yang kemudian dikenal dengan istilah “Rolexgate.” Selain itu, keputusan Boluarte menaikkan gajinya sendiri secara signifikan pada Juli lalu juga memicu kemarahan masyarakat dan anggota parlemen.

Pemungutan suara untuk memakzulkan Boluarte berjalan cepat dan tegas. Hampir seluruh fraksi di parlemen, termasuk partai-partai yang sebelumnya dikenal loyal terhadapnya, bersatu untuk mendukung langkah pemakzulan tersebut.