"Pelindungan pekerja dari panas ekstrem bukan hanya keharusan kesehatan, tetapi juga kebutuhan ekonomi," katanya menambahkan.
Panduan tersebut mencatat bahwa produktivitas pekerja akan turun 2-3 persen untuk setiap derajat di atas 20 derajat Celcius.
Risiko kesehatan yang terkait dengan panas ekstrem meliputi sengatan panas, dehidrasi, disfungsi ginjal, dan gangguan neurologis.
Disebutkan bahwa sekitar setengah dari populasi dunia sudah menderita efek buruk akibat suhu tinggi, demikian dinyatakan dalam laporan tersebut.
Badan-badan internasional tersebut mendesak pemerintah dan perusahaan untuk mengadopsi rencana guna mengatasi aksi panas akibat kerja, meningkatkan kesadaran akan gejala tekanan panas, dan merancang pelindungan yang terjangkau dan berkelanjutan bagi pekerja.
"Laporan ini merupakan tonggak penting dalam respons kolektif kita terhadap meningkatnya ancaman panas ekstrem di dunia kerja," ujar Joaquim Pintado Nunes, kepala keselamatan dan kesehatan kerja Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).
Sumber: Anadolu