Nantinya, para peserta akan mendapat bekal dari sejumlah narasumber berasal dari berbagai institusi strategis, mulai dari akademisi, aktivis, tokoh riset, hingga pejabat tinggi negara.
Salah satu topik penting yang dibahas dalam program ini adalah literasi digital dan peran media sosial.
Menurut Amien, mahasiswa harus memiliki kesadaran kritis dalam menggunakan media sosial sebagai ruang edukasi, bukan provokasi.
"Media sosial itu punya dua sisi, bisa jadi alat penyebar kebaikan, tapi juga bisa merusak kalau disalahgunakan. Maka, kami ingin peserta Akminas jadi agen positif di dunia digital, menebar toleransi, keberagaman, dan gotong royong," kata dia.
Suyitno mengatakan Akminas bukan sekadar pelatihan biasa. Para peserta disiapkan untuk menjadi pemimpin Indonesia 2045, mereka yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas dan spiritualitas yang kokoh.