Seruan ini didukung oleh delapan pakar PBB terkemuka, termasuk beberapa pelapor khusus yang menangani bidang hak budaya, rasisme, dan situasi HAM di Palestina, serta anggota kelompok kerja PBB tentang bisnis dan hak asasi manusia. Kehadiran mereka memberikan bobot signifikan pada desakan ini.
Ini bukan pertama kalinya permintaan serupa diajukan. Pada Kongres FIFA Mei 2024, Asosiasi Sepakbola Palestina (PFA) telah secara resmi meminta pemungutan suara untuk membekukan Israel. Sebagai respons, FIFA memutuskan untuk mencari nasihat hukum independen dan meluncurkan dua investigasi terpisah terkait keluhan PFA.
Para pakar menyatakan bahwa dunia olahraga tidak bisa lagi bersikap seolah-olah semua berjalan normal di tengah krisis kemanusiaan yang parah. "Dunia olahraga harus menolak anggapan bahwa semua berjalan seperti biasa," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama.
Mereka melanjutkan dengan menekankan tanggung jawab badan olahraga untuk mengambil sikap tegas. "Badan-badan olahraga tidak boleh menutup mata terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat, terutama ketika platform mereka digunakan untuk menormalkan ketidakadilan."
Para pakar menggarisbawahi kewajiban hukum yang mengikat FIFA dan UEFA. "Mereka harus memenuhi kewajiban mereka untuk tidak memberikan bantuan atau pertolongan yang akan membantu mempertahankan situasi yang diciptakan oleh kehadiran ilegal Israel di wilayah pendudukan Palestina."