Program ini dirancang untuk berlangsung selama lima hari, dengan kegiatan yang berfokus pada penguatan karakter, pengembangan minat dan bakat, serta pengenalan lingkungan sekolah secara menyeluruh. Salah satu inovasi tahun ini adalah pelaksanaan asesmen literasi dan numerasi di awal MPLS, yang menurut Mu’ti bukanlah tes kelulusan, melainkan alat bagi guru untuk memahami kemampuan dasar murid dan merancang pembelajaran yang lebih adaptif.
Mu’ti juga mengimbau para orang tua untuk hadir dan mengantar anak-anak mereka di hari pertama sekolah sebagai bentuk dukungan moral dan emosional. “Kehadiran orang tua sangat berarti, terutama bagi anak-anak yang akan memulai jenjang pendidikan baru,” katanya dalam acara pembukaan tahun ajaran di Sumbawa.
Dengan pendekatan yang menempatkan murid sebagai subjek utama, MPLS Ramah diharapkan menjadi awal yang menyenangkan dan bermakna bagi seluruh peserta didik. Pemerintah pun menegaskan komitmennya untuk mengawasi pelaksanaan program ini secara ketat, memastikan tidak ada praktik yang bertentangan dengan semangat ramah, aman, dan mendidik.