Pola makan yang dikonsumsi sehari-hari tidak hanya berpengaruh terhadap risiko penyakit jantung dan stroke, tetapi juga dapat memengaruhi kemampuan otak dalam menavigasi lingkungan sekitar.
Saat mengalami gangguan pencernaan dan meredakan mulas biasanya pasien menggunakan obat bebas dengan kandungan antasida yang dapat mengurangi asam lambung.
Dokter spesialis gizi jebolan Universitas Indonesia dr. Consistania Ribuan, Sp.GK, AIFO-K, FINEM mengatakan sebaiknya nasi segera dipindahkan dari penanak nasi ke wadah penyimpanan begitu nasi matang, untuk mencegah peningkatan indeks glikemik pada nasi yang memicu lonjakan gula darah.
Menyambut Hari Jantung Sedunia, pakar nutrisi menekankan pentingnya lima kebiasaan cerdas yang bisa dilakukan masyarakat untuk memperkuat dan melindungi kesehatan jantung, mulai dari pola makan sehat, aktivitas fisik, hingga pengelolaan stres.
Guru besar pangan dan gizi dari Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan MS mengatakan makanan yang tidak dikonsumsi dalam waktu dekat harus ditutup rapat di wadah yang kedap udara untuk menghindari kontaminasi penyebab keracunan makanan.
Dietisien dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta Fitri Hudayani mengatakan ada makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi untuk meredakan gejala keracunan dan gangguan pencernaan.
Dokter anak senior India menjelaskan bahwa bagi tubuh bayi yang masih rapuh, sedikit saja tambahan seperti garam dan gula dapat berdampak buruk bagi perkembangan kesehatan bayi dan bahkan berlanjut hingga masa depan.